Senin, 12 Maret 2012

Arti dan Makna Seni Macapat

Di Indonesia sangat banyak sekali kebudayaan daerah hingga mendarah daging dari generasi ke generasi. Akan  tetapi pada sesi ini kita akan membicarakan tentang kebudayaan daerah khas dari daerah Jawa,yang terlihat sangat hidup dan sangat kental, hingga dikenal sampai manacanegara. Salah satunya adalah Tembang Jawa, yaitu suatu lagu yang menggunakan lirik bahasa jawa kuno / klasik dan mempunyai makna yang sangat mendalam. Biasannya tembang macapat mengandung nilai makna tentang religi,sosial,dan akhlak dalam kehidupan di dunia.




Dan berikut adalah jenis dari tembang macapat:
  1. asmarandana
  2. dandanggula
  3. durma
  4. gambuh
  5. kinanthi
  6. maskumambang
  7. megatruh
  8. mijil
  9. pangkur
  10. pocung
  11. sinom
Untuk mengenal lebih dekat mari kita bersendha dengan salah tembang dolanan yang berjudul Lir-Ilir
sebagai berikut:

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo

Para generasi bangsa yang berbudaya,tembang diatas merupakan suatu karya seni yang tersurat dan mengandung makna gambaran kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh anak muda pada jaman dahulu hingga sekarang.

Nah,jika kita mengetahui secara lebih mendalam tentang berbagai macam jenis tembang macapat,setidaknya kita harus mengetahui lebih dahulu makna tiap item tembang.



  1. Asmaradana berasal dari kata Asmara dan Dhana. Asmara adalah nama dewa percintaan.
  2. Dhangdhanggula diambil dari nama kata raja Kediri, Prabu Dhandhanggendis yang terkenal sesudah prabu Jayabaya. Dalam Serat Purwaukara, Dhandhanggula diberi arti ngajeng-ajeng kasaean, bermakna menanti-nanti kebaikan.
  3. Durma dari kata jawa klasik yang berarti harimau. Sesuai dengan arti itu, tembangDurma berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana seram.
  4. Gambuh berarti ronggeng, tahu, terbiasa, nama tetumbuhan. Berkenaan dengan hal itu, tembang Gambuh berwatak atau biasa diguanakan dalam suasana tidak ragu-ragu.
  5. Kinanthi berarti bergandengan, teman, nama zat atau benda , nam bunga. Sesuai arti itu, tembang Kinanthi berwatak atau biasa digunakan dalam suasana mesra dan senang.
  6. Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas dari kata Premas yaitu punggawa dalam upacara Shaministis. Kumambang dari kata Kambang dengan sisipan – um. Kambang dari kata Ka- dan Ambang. Kambangselain berarti terapung, juga berarti Kamwang atau kembang. Ambang ada kaitannya dengan Ambangse yang berarti menembang atau mengidung. Dengan demikian, Maskumambang dapat diberi arti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis, mengucap mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian bunga.
  7. Megatruh berasal dari awalan am, pega dan ruh. Pegat berarti putus, tamat, pisah, cerai. Dan ruh berarti roh. Dalam Serat Purwaukara, Megatruh diberi arti mbucal kan sarwa ala ( membuang yang serba jelek ).
  8. Mijil berarti keluar. Selain itu , Mijil ada hubungannya dengan Wijil yang bersinonim dengan lawang atau pintu.
  9. Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan seperti tercantum dalam piagam-piagam berbahasa jawa kuno. Dalam Serat Purwaukara, Pangkur diberiarti buntut atau ekor.
  10. Pucung adalah nama biji kepayang, yang dalam bahasa latin disebut Pengium edule. Dalam Serat Purwaukara, Pucung berarti kudhuping gegodhongan ( kuncup dedaunan ) yang biasanya tampak segar.
  11. Sinom ada hubungannya dengan kata Sinoman, yaitu perkumpulan para pemuda untuk membantu orang punya hajat.
Betapa indahnya kesenian Jawa yang memiliki arti kehidupan yang sangat mendalam hingga menyentuh hati. So,bagi teman teman semua, kita harus pandai-pandai merawat dan melestarikan budaya Indonesia yang sangat beragam dan bervariasi.(faizal)


0 komentar:

 
Copyright@ Kilas POMOSDA | Editted by Murtadha Ramadhan | Arif Asy-Syathori | Designed By SMA POMOSDA