Sabtu, 24 Maret 2012

Sponsor Utama yang Tetap Eksis


EKSIS: Produk Honda yang terpampang sebagai spomsor utama 
KEDIRI-Untuk menunjang produk motor Honda yang semakin maju,ditambah lagi dengan program desain
mesin yang terbaru yaitu PGM-F1,maka pada acara School Contest VI sudah berdiri stand Honda yang
menampilkan produk motor teranyar dengan gaya mewah. Honda Revo,Vario,Beat,Scoopy dan Repsol menjadi maskot utama pada acara tersebut.

Selain itu juga sudah dijelaskan oleh Client Honda yang berpidato pada saat acara pembukaan KSC VI (23/4) tentang kemajuan produk honda yang semakin irit,efisien,dan ramah lingkungan. Semua pihak pasti juga tahu  jika setiap event School Contest pasti dari perusahaan Honda yang selalu nomor satu sebagai sponsor dan sampai sekarang pun asih eksis dalam mendukung program School Contest VI.
Disisi lain juga dapat disimpulkan bahwa apresiasi Honda dalam pendidikan yang ada di Indonesia juga sangat tinggi.

Sehingga dengan istilahnya memamerkan produk motor pabrikan negara Sakura (Jepang) tersebut juga mempunyai tujuan agar menarik perhatian generasi muda untuk berinspirasi dan berpotensi dalam berkarya di bidang teknologi transportasi. Kemudian dengan adanya label salam satu jiwa atau "One Heart" menunjukkan kepedulian dari pihak Honda yang walaupun produk luar tetapi tetap menghargai Indonesia sebagai konsumen terbanyak di dunia.(Faizal)

READ MORE - Sponsor Utama yang Tetap Eksis

Berlatih Konferensi Pers dengan Flexi



SEPUTAR FLEXI : Konferensi pers oleh Para Jurnalis-Blog dengan Tim Flexi  

KEDIRI-Final Party Kediri School Contest VI pun memasuki hari kedua. Final Party pada hari Sabtu(24/3) ini pun memunculkan event spesial bagi para crew jurnalis-blog contest yaitu konferensi pers bersama Flexi. Perwakilan satu orang dari masing-masing tim pun mengirimkan satu orang perwakilannya untuk berlatih berkonferensi pers di area Pizza Hut Kediri Mall.

Konferensi pers ini pun merupakan event yang baru muncul pada School Contest tahun ini." Kesempatan ini bisa jadi kesempatan buat latihan konferensi pers buat jadi jurnalis beneran." jelas Dinda, crew Jurnalis-Blog SMA POMOSDA. Event yang beda dari tahun-tahun lalu ini pun langsung dinarasumberi oleh Executive General Manager Flexi yang didatangkan dari Jakarta. 

Intermezzo pengenalan seputar telkom pun menjadi sarapan awal bagi para jurnalis. "Yang punya telkomlah yang paling sakti jaringannya, fasilitas Telkompun sangat jitu dengan kabel fiber optik darat dan laut serta dengan satelit yang lingkupnya Asia-Pasifik yang mempunyai tujuan untuk menjaga Republik Indonesia ini. Pesan saya cintailah produk dalam negeri." papar Mas'ud, Executive General Manager Flexi. 

Selain itu, pengenalan tentang gadget,social networking, dan teknologi komunikasi pun disuguhi Mas'ud pada sesi tersebut. "Kalo maenan twitter, carilah hal-hal yang postif disana seperti artikel, pelajaran, hingga info beasiswa. Terus, bagi teman-teman jurnalis yang ingin belajar telelkomunikasi dan belajar teknologi telkom, datang saja ke kantor Telkom gratis." jelas Mas'ud. 

Intrermezzo yang menggugah itulah yang mendorong para jurnalis untuk mempersiapkan pertanyaan mereka.Pada sesi pertanyaan, para jurnalis pun berebut kesempatan untuk melontarkan pertanyaan mereka."Terima kasi atas semua pertanyaannya, mungkin saya akan jawab yang tentang seputar Telkom dan gadget saja, kalo masalah promo Flexi dan Evdo nanti akan dijawab oleh Pak Parmi."ujar Mas'ud. Setelah Mas'ud menyelesaikan sebagian pertanyaan dari para jurnalis, Par Parmi, pendampingnya pun menjawab pertanyaan seputar promo Flexi untuk pelajar dan program Evdo. "Oh iya, sebelum saya pergi saya ingin pesan, gunakanlah kemajuan teknologi untuk kemajuan diri kita !"seru Mas'ud.

"Masalah promo Flexi untuk pelajar kami ada harga promo khusus pelajar yaitu modem Flexi Broadband seharga 99 ribu dan promo ini berakhir hingga esok hari." papar Parmi. Pertanyaan demi pertanyaan pun telah terjawab. Kemudian, setiap pertanyaan para jurnalis itu pun ternyata dihargai dengan sebuah modem broadband Flexi. Setelah pembagian surprise tersebut, tim Flexi juga bagi-bagi pulsa seharga 20 ribu dan 50 ribu. Lalu, sebelum acara ini dipungkasi, tim Flexi pun mengumumkan perihal kompetisi yang diadakan Flexi yang memperebutkan 3 HP Android Flexi cukup dengan hanya menulis pengalaman berinternet pada Fans page Flexi Broadband. Acara sore itu pun menambah wawasan kejurnalistikan bagi para jurnalis cilik pada Kediri School Contest VI tersebut.(ado)
READ MORE - Berlatih Konferensi Pers dengan Flexi

Kegembiraan yang Tak Ternilai Harganya

HAPPY: Ungakapan rasa senang Dian Permatasari kepada  keluarganya
KEDIRI-Rasa gembira dirasakan oleh lima jawara pada perlombaan Esther Putri Lingkungan (24/3). Akan tetapi, rasa kegembiraan dan haru sangat diraskan oleh Dian Permatasari,peserta Putri Lingkungan dari SMAN 7 Kediri yang mendapat gelar runner up ke-2 pada perlombaan tersebut. Setelah beberapa hari mengalami sesi latihan yang cukup panjang dan berkumpul dengan banyak pelajar yang berbeda asal sekolah,ia belajar untuk bisa bergaul dengan baik dan bagaiamana cara mengikat tali persaudaraan yang kuat dan bagaimana cara menjadi seseorang yang sudah mendapat kepercayaan.

Ketika sesi final dilakukan dan Dian harus berhadapan dengan banyak publik untuk mengolah potensi sebagai Putri Duta Lingkungan yang tidak hanya punya kecantikan dari luar tetapi juga kecantikan dari dalam dan kecerdasan yang mantap.Beberapa hambatan yang ia lewati pun berhasilseperti halnya Dian harus tampil dengan menunjukkan bakat yang ia punya kemudian ia harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh panitia, hingga akhirnya dinobatkankan sebagai runner up. Lalu setelah selesai sesi perlombaan ia pun langsung meluapkan isi hati yang senang dan haru kepada orang tua dan adiknya. Orang tuanya pun ikut bangga melihat sang anak yang telah tumbuh dewasa akhirnya bisa menjadi orang yang dipercaya oleh banyak masyarakat karena tugasnya sebagai Putri Lingkungan dan juga sudah melatih diri untuk menjadi perepuan yang cerdas.

Pelajaran yang tidak ternilai bagi para finalis Esther Putri Lingkungan wajib dikembangkan karena perjuangan mereka tidak langsung berhenti setelah mendapat gelar atau kecewe karena tidak mendapat ranking dalam perlombaan. Tugas yang harus dipikul oleh para finalis berlangsung hingga masa yang akan datang karena dipundak mereka sudah terbebani suatu kepercayaan baik dari keluarga yang terutama,pihak sekolah dan juga masyarakat. Sehingga hal tersebut bisa menciptakan generasi muda yang peduli lingkungan dan punya rasa kasih sayang terhadap sesama manusia.(faizal)
READ MORE - Kegembiraan yang Tak Ternilai Harganya

Wayang 2099, Wayang Masa Depan


IDE MASA DEPAN : Wayang 2099, mading unik dan atraktif dari SMAN 1 Puncu
KEDIRI- Kediri School Contest VI tahun ini yang bertemakan Modern Ethnic menumbuhkan banyak inspirasi bagi para pelajar se-eks karesidenan Kediri dalam berkreasi dalam mading, blog, bahkan aransemen musik. Pertunjukan tradisional yang berupa wayang pun menjadi ide yang kreatif bagi para crew mading SMAN 1 Puncu.

Wayang dan zaman modern saat ini pun menjadi kolaborasi ide yang diambil para crew untuk mewujudkan sebuah mading dengan judul Wayang 2099. "Wayang 2099 ini kami buat berupa prototype roket transformer yang dimana ada kepala gatotkaca diatasnya. Kombinasi roket dan gatotkaca itu pun dapat menjadi ide masa depan untuk generasi muda Indonesia." jelas Dista, crew mading SMAN 1 Puncu.

Mading yang terbuat dari sekitar 97 % barang bekasi dan eksis tepat di tengah Grand Ballroom Kediri Mall ini begitu atraktif dengan 2 peraga berkostum robot gatotkaca di sebelahnya. "Mading ini kami buat begitu menarik agar para generasi muda terdorong untuk mempertahankan budaya-budaya Indonesia yang sekarang terlupakan dan melestarikannya sejalan perkembangan zaman yang semakin modern." papar Dista. Wayang 2099 ini dapat menjadi ide yang luar biasa bagi para generasi muda dan sebagai jalan alternatif dalam upaya pelestarian budaya negeri ini.(ado)
READ MORE - Wayang 2099, Wayang Masa Depan

Parade Tarian, Reminder Bagi Generasi Muda


KOMBINASI TARIAN : Penampang mading MAN Purwoasri dengan judul " Parade Tarian"
KEDIRI-Hari kedua Final Party Kediri School Contest VI pada hari Sabtu(24/3) terlihat semakin meriah dengan tampilan akustik dan tidak kalah juga dengan sekitar 90 finalis perang mading yang begitu atraktif. Kata atraktif adalah kata yang cocok untuk mading MAN Purwoasri yang berjudul "Parade Tarian". 

Tarian tradisional dan tarian modern pun di kolaborasikan dalam mading yang berbackground ondel-ondel ini. "Kami menampilkan tarian hip-hop modern dengan tarian kecak dan reog ponorogo pada mading kami bertujuan agar generasi muda tidak melupakan tarian negeri dan keduanya dapat berkembang bersama-sama di zaman modern ini."jelas Agung, crew mading MAN Purwoasri.Relasi penampilan dan judul mading ini pun sangat membawa jiwa tema School Contest VI yang bertemakan Modern Ethnic ini.

Mading yang menghabiskan biaya sekisar 300 ribu ini membutuhkan 2 minggu dalam pembuatannya. "Mading ini terbuat dari 50% sterofom dan sisanya bahan organik." papar Agung. Agung (16) salah satu crew mading MAN Purwoasri pun menaruh harapan pada mading ini untuk menjadi yang terbaik dan mading ini dapat mengingatkan generasi muda akan tarian tradisional yang terlupakan. Selain mading yang berjudul Parade Tarian ini, masih banyak lagi mading-mading yang super atraktif hanya di Perang Mading School Contest VI.
READ MORE - Parade Tarian, Reminder Bagi Generasi Muda

Penampilan yang Harmonis Berkat Guru Tercinta


KOMPAK: Penapilan yang harmonis dari SPINESA
KEDIRI-Peformance yang ditunjukkan para pserta memang tampil apik,akan tetapi dewan juri lebih suka penampilan yang alunan musiknya sangat harmonis dan terstruktur nada kuncinya.Karena tema yang diambil ini adalah Modern Ethnic maka sifat seni dan penghayatan juga harus searah dengan sifat seni kebudayaan di Indonesia. Dua group akustik menampilkan keharmonian seni yang halus dan penu penghayatan yaitu dipersembahkan oleh SPIPAT(dari SMPN 4 Kediri) dan SPINESA (dari SMPN 1 Kediri).

Suara Biola dan juga vokalis yang merdu menjadi perhatian banyak pengunjung dan dewan juri,bahkan dewan juri ikut memberi semangat pada saat akhir tampilan dari dua group akusitk tersebut.Selain itu dari pihak Journalist sibuk sekali menacari narasumber dan juga peserta yang penampilannya sangat spektakuler.
Bagi semua personil SPINESA sendiri mengaku bahwa latihan yang mereka lakukan hanya dua minggu sebelum lomba dimulai pada hari ini.

Mereka menganggap musik ethnic yang harmoni karena berkat latihan mereka dengan guru kesayangan mereka yaitu Pak Joko,sebagai salah satu guru yang mengajarkan banyak hal tentang seni di SMPN 1 Kediri." Pak Joko orangnya nyantai dan penyayang,pokoknya  beliau tahu tentang arti seni dan kasih sayang",ungkap Dafa salah satu personil dari SPINESA.Pada akhir penampilan,group yang mebawakan keharmonisasian alunan musik tersebut, merasa bangga karena kerjasama yang dibangun pada saat manggung berjalan lancar. Selain itu,para penonton pun juga sangat menikmati nada-nada yang indah dari setiap alat musik yang dimainkan.(faizal)
READ MORE - Penampilan yang Harmonis Berkat Guru Tercinta

Tampil Baik Semua, Sulit Cari Pemenang

FOKUS : Endro sedang serius menilai mading SMA POMOSDA
KEDIRI - Hari ini adalah hari penilaian mading. Juri dari kompetisi perang mading sebanyak 6 juri. Dari masing-masing juri menilai dari sisi masing-masing, ada yang bagian layout, content, performence dan lain-lain. Para penjaga mading masing-masing sekolah telah bersiap untuk menyambut juri yang ada. Para penjaga mading harus mempresentasikan tentang mading mereka, dari mulai konten, maksud tema dan layout, dan kelebihan masing-masing mading yang telah dibuat para peserta.

Para juri memulai aksinya dari mulai pagi hari hingga sore hari untuk menilai 67 finalis mading yang berhasil lolos dari babak penyisihan. Sulit menentukan mana yang akan menjadi pemenang karena semua mading terlihat sangat baik dari sisi layout dan content. Bahkan para finalis mading kali ini lebih baik daripada tahun lalu. “Mading yang sekarang lebih baik dari pada tahun lalu, para peserta lebih kreatif dalam membuat mading.” Ujar Endro (35, juri bagian content).

Para finalis perang mading sekarang akan lebih bersaing, karena dari segi kualitas, kuantitas, dan konten mereka jauh lebih baik daripada peserta tahun lalu. Sehingga untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemenang sangat sulit sekali karena semua mading berpotensi untuk menjadi pemenang atau peraih penghargaan The Best Overall. Karena lebih ketat maka para peserta dituntut untuk lebih kreatif dalam mempresentasikan mading mereka.

Memang segala sesuatu tidak ada yang sempurna. Termasuk para peserta perang mading Radar Kediri School Contest VI kali ini. Menurut Endro, mereka masih banyak mengambil artikel dari media-media yang telah ada, bahkan tidak dikembangkan melainkan langsung copy-paste. “Kekurangan mereka, mereka banyak mengambil artikel-artikel mengenai mading mereka di beberapa media, seperti internet, majalah, dan koran-koran. Bahkan mereka tidak menyaringnya kembali atau langsung copy-paste.” Padahal seharusnya para peserta dapat mencari informasi-informasi seputar mading mereka, dan tidak harus langsung meniru dari beberapa media massa. “Tapi yang jelas mereka bersaing lebih ketat.”Imbuhnya.(ari)

READ MORE - Tampil Baik Semua, Sulit Cari Pemenang

Persiapan Menentukan Penampilan

PERSIAPAN : Smaxtra berlatih terlebih dahulu di belakang panggung sebelum tampil
KEDIRI-Final School Acoustic Ethnic Contest gelombang kedua diselenggarakan hari ini. Gelombang pertama telah selesai dilaksanakan kemarin, (23/03). School Acoustic Ethnic Contest gelombang pertama berlangsung sangat seru sekali, ramai oleh pengunjung dan para juri pun terkesima.Tentunya gelombang kesua ini tidak akan kalah serunya karena mereka telah melakukan persiapan-periapan yang matang dan dipersiapkan jauh hari sebelumnya.

Persiapan-persiapan sangatlah penting sekali bagi para peserta lomba karena dengan adanya persiapan latihan yang matang mereka dapat  tampil lebih baik. Bahkan mereka latihan terlebih dahulu sebelum mereka latihan. Latihan ini guna mengurangi rasa minder, loss confident, dan menguatkan konsentrasi. “Kami mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu sebelum acara ini dimulai, biar bener-bener siap.” Ujar Daniel Christiyanda (gitaris grup akustik Smaxtra).

Persiapan bukan hanya latihan tampil sebelum bertanding saja, akan tetapi mereka telah mempersiapkan instrumen-instrumen yang terbaik untuk dibawa di atas panggug. “Kami melakukan persiapan alat musik juga mas, jadi kami sedia payung sebelum hujan, nanti biar gak ada masalah pas tampil di alat musiknya.” Jelas Daniel Christiyanda.

Persiapan instrumen ini juga sangat menentukan penampilan mereka, jika mereka mengalami masalah non teknis akan lebih berdampak daripada kesalahan teknis. Karena mental akan drop apabila kesalahan non teknis terjadi ketika mereka tampil di atas panggung. ”Kalau pas udah bagus di atas panggung tapi tiba-tiba ada masalah di instrumen atau di mic-nya, itu justru yang akan menurunkan mental kita daripada kemampuan kita bermain musik yang rendah.” Imbuh Daniel Christiyanda. Jadi para peserta sangat tidak menginginkan adanya masalah non teknis di atas panggung.(ari)
READ MORE - Persiapan Menentukan Penampilan

Tampil Maksimal Walau Kesalahan Non Teknis Terulang


PERJUANGAN: Maksimalitas peformance oleh SPINESA dari SMPN 1 Kediri
KEDIRI-Pada hari ke dua School Contest VI (24/3),lanjutan perlombaan yang diselenggarakan di Kediri Mall sudah dimulai pada pukul 10.15.Acara perlombaan  yang pertama dimulai adalah School Ethnic Acoustic Contest VI.Para peserta lomba School Ethnic Acoustic Contest VI sudah terlihat banyak yang mempersiapkan diri untuk tampil di panggung.Kostum yang dikenakan sangat bermacam-macam,ada yang memakai pakaian adat,pakaian yang sering digunakanpara dhalang dan para sinden  juga ditampilkan oleh para peserta.

Banyak sekali para peserta yang tampil sangat atraktif di depan dewan juri dan juga para penonton.Lalu beberapa diantara banyak peserta, ada yang memberanikan diri untuk mengajak penonton ikut serta bernyanyi lagu daerah yang dinyanyikan para peserta dalam perlombaan. Sebut saja group akustik SMPN 1 Kertosono yang tampil apik dalam perlombaan dengan memamerkan suara sinden yang sangat melengking dan merdu.Kemudian juga tidak kalahsaing group akustik yang barasal dari SMPN 4 Kediri,melantunkan lagu daerah Gambang Suling dengan paduan suara yang sangat harmonis.

Namun,dengan meriahnya acara KSC VI yang berlangsung di Ballroom, Kediri Mall,ternyata pada saat ini masih mengalami kesalahan teknis pada sound system yang membuat para peserta kehilangan rasa percaya diri.Dafa salah satu peserta School Ethnic Acoustic Contest dari SMPN 1 Kediri,merasa tidak nyaman dengan hambatan yang menimpa groupnya,karena menurutnya, hal yang sepele bisa menjadi masalah sangat besar jika tidak cepat dibenahi. Walaupun demikian,Dafa dan anggotanya tetap optimis dangan penampilannya. Juri pun juga ikut menikmati lantunan lagu yang dipersembahakan oleh para peserta School Ethnic Acoustic Contest walaupun dengan harus mendengar dengungan dari micropohn dan sound yang mengalami masalah. Dan pada akhirnya untuk perlombaan School Ethnic Acoustic Contest VI dipotong waktunya oleh panitia dan digunakan untuk perlombaan berikutnya yaitu Duta Putri Lingkungan,kemudian akustik pun akan dilanjutkan lagi pada pukul 18.00 petang nanti. (Faizal)

READ MORE - Tampil Maksimal Walau Kesalahan Non Teknis Terulang

 
Copyright@ Kilas POMOSDA | Editted by Murtadha Ramadhan | Arif Asy-Syathori | Designed By SMA POMOSDA