Hiduplah keluarga yang sangat sederhana di Kampung Menowo, yaitu kampung yang sangat terkenal dengan para warganya yang intelektualitasnya tinggi dan juga hidup dengan gaya yang serba mewah. Namun, dengan keadaan yang seperti itu Keluarga Pak Parno ( keluarga yang sederhana) tidak berkecil hati dengan apa yang ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pak Parno dengan istrinya yang bernama Parni beserta kedua anaknya yang bernama Bingar dan Desi berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjual bubur di pinggir jalan setiap pagi dan sore. Walaupun Bingar dan Desi statusnya masih pelajar, yaitu untuk Bingar sebagai sang kakak masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama sedangkan Desi sebagai sang adik masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar,mereka tidak ragu dalam menyumbangkan tenaga untuk keluarganya demi membangun ekonomi yang maju dalam keluarga,walaupun lingkungan yang mereka tinggali sangat bertentangan sekali dengan psikologis mereka.
Pada suatu hari Bingar dan ayahnya, Pak Parno berandai-andai ingin mempunyai sebuah motor yang bagus tetapi tidak terlalu mewah dan hanya untuk sekedar mempermudah dalam melakukan pekerjaan dalam menjual bubur.Oleh karena itu Pak Parno ingin merubah usahanya menjadi tukang bubur keliling.
"Nak ,Bapak pingin banget kita menjadi orang yang serba tercukupi,dan usaha jual bubur keluarga kita bisa lancar." jelas Pak Parno kepada Bingar. " Ya.. aminnn pak,Bingar seneng banget kalau kita jadi orang yang tercukupi." jelas Bingar pula. "Oyaaa apalagi kita punya motor,pasti kita bisa keliling kemana-mana dan bisa menjual bubur kita dengan cara keliling dan kita sudah tidak perlu duduk nongkrong menunggu pembeli kan?" Khayal sang bapak. Mendengar keinginan bapaknya seperti itu, Bingar pun berusaha untuk mewujudkan cita-cita ayahnya. Desi dan ibunya yaitu Bu Parni mendengar kabar tersebut dari Bingar langsung menangis,"hiks...hiks.... ibu,bapak kasihan yaaa!!!" tangis si Desi. "Kamu benar nak, bapak kamu kasihan banget,dia mau bekerja keras untuk bayar sekolah kamu dan menghidupi keluarga kita dan sekarang bapak kepingin banget punya motor", jelas Bu Parni.
Setelah itu Bingar dan Desi berunding untuk mencari usaha lain selain menjual bubur. Desi dan Bingar meminta izin kepada ibunya untuk usaha menjual koran dengan syarat mereka tidak meninggalkan sekolah mereka dan Bingar memohon supaya tidak memberitahukan hal tersebut kepada bapaknya.
Sehabis pulang sekolah Bingar dan Desi langsung pergi ke percetakan koran yaitu percetakan koran Radar Kediri. Dalam sehari koran yang ia mereka bawa sebanyak 20 buah habis. "Wah,tidak sia-sia usaha kita kak untuk membantu usha bapak!!!" teriak Desi dengan rasa hati yang gembira," Ia, semoga saja bisa tercapai". Tidak sadar ternyata koran yang dijual oleh merak berdua masih tersisa satu. Akhirnya, mereka mengambil saja dan mereka baca. Tiba-tiba Bingar terkejut dan langsung menggunting bagian koran yang ia baca, dan ternyata bagian yang ia baca tersebut adalah kupon berhadiah dari koran yang berlabelkan RADAR KEDIRI. Di dalam kupon tersebut tercabtum jika beruntung dalam pengundian kupon bagi pemenang pertama akan mendapatkan motor Honda dengan tampilan program PGM-FI.Lalu Bingar berniat untuk mendaftarkan dirinya dalam pengundian kupon berhadiah tersebut yang kenetulan tempatnya adalah di Radar Kediri.
Pada saat sembahyang berjama'ah dengan keluarga, Bingar berdo'a memohon apa yang dicita-citakan oleh keluarganya bisa terkabulkan. Pagi pun telah tiba, seperti biasa anggota keluarga beraktivitas seperti biasa, Pak Parno dan istrinya menyiapkan peralatan untuk memulai usahanya di pagi hari dan kedua anaknya berangkat menuju sekolah masing-masing. Pada saat berangkat menuju ke emperan jalan raya dekat dengan gapura kampungnya, Pak Parno merasa minder dengan tetangganya yang bekerja sebagai pegawai negeri dan tungganganya pergi ke tempat kerja adalah mobil. "Andai saja dulu aku mau kuliah,pasti aku sudah sukses seperti tetangga dan teman-temanku",keluh Pak Parno. "Sudah pak, jangan disesali,toh bapak mau gelar sarjan pun kalau nasib tidak mendukung pasti bapak sama saja seperti sekarang,ya kan",jelas sang istri.
Setelah pulang dari sekolah, seperti biasa kakak-beradik pergi menuju Kantor percetakaan untuk melakukan pekerjaannya menjual koran. Tiba-tiba pada saat hendak keluar setelah endapat paketan koran yang siap untuk dijual, Desi melihat ada papan pengumuman besar yang terpampang di depan pintu kantor Radar Kediri,dan isi pengumuan itu adalah tentang pemenang undian berhadiah yang diadakan oleh Radar Kediri.
Ketika hati sudah mulai deg-degan tibba-tiba Bingar menerobos dan berteriak, ''ALHAMDULILLAH!!!!Bapak akhirnya cita bapak terkabul juga. Ternyata undian yang ia kumpulkan menjadi salah satu undian pertama yang muncul dan sebagai pemenang pertama dengan hadiah motor Honda Revo sistem design PGM-FI. Tetapi,mereka berdua merahasiakan hal tersebut dari bapaknya,dan hanay mau bercerita kepada ibu. Ibunya pun terkejut dan bersyukur akhinya usaha yang telah dilakukan membuahkan hasil.
Pagi-pagi sekali sebelum Bingar dan Desi berangkat ke sekolah ada dua orang mengetuk pintu rumahnya terlihat sambil membawakan sesuatu. Kemudia pintu mereka buka dan yang terjadi adalah,"Selamat pagi dik,kami dari Tim Karyawan RADAR KEDIRI ingin mengucapkan selamat dan membawakan sesuatu yang akan membuat adik-adik bahagia. Pada mulanya Bingar sedikit bingung dengan apa yang sedang terjadi,namun akhinya Desi menyadarkan bahwa itu merupakn pengantaran hadiah dari undian kupon berhadih, dan akhirnya mereka berdua melompat kegirangan. Mendengar keramaian di rumah, Pak Parno dan Bu Parni mendatangi Desi dan Bingar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Mereka terkejut ada dua orang yang terlihat mempunyai intelektualitas yang tinggi sambil membawa motor yang terlihat sangat mahal.
"Eh,ada apa ini ,hey Bingar apa kamu berbuat kesalahn terhadap orang ini?" tanya Pak Parno dengan khawatir."Tidak pak,sebelumnya Bongar dan Desi minta maaf soalnya sudah berbohong kepada bapak bahwa selama ini kami bekerja sebagai tukang koran setelah pulang sekolah,dan pada waktu kami enjula koran tidak sengaja ada bacaan yang ternyata adalah kupon berhadiah yang isi hadiah tersebut bagi pemenang yang pertama adalah motor honda,lalu Bingar akhirnya mendaftarkan kupon tersebut dan Alhamdulillah kiat mendapat hadiah pak". jelas Bingar tehadapa bapaknya. "Oalah nak-nak kamu mau-maunya nglakuin hal yang kayak gini to??? Udah biar bapak aja yang kerja,biarpun keinginan bapak ingin punya motor tapi itu kan hanya sebatas pengandaian saja",haru Pak Parno.
"Maaf bapak, ini ada hadiah dari Radar Kediri yaitu motor Honda Revo dengan design PGM-FI,dikarenakan putra bapak mennjadi pemenang dalam undian berhadiah. Semua persyaratan dan biaya pajak duah dari RADAR KEDIRI yang menanggung pak",jelas salah satu petugas. Setelah tahu dengan hal tersebut keluarga Pak Parno akhirnya bersyukur dengan apa yang telah didapat. Kegiatan mencari nafkah menjadi berubah dengan kehadiran motor yang sangat diimpikan oleh Pak Parno. Dengan motor honda Revo kesayangannya akhirnya pencarian nafkah lancar dan keluaga bisa mengumpulkan uang banyak untuk menghidupi keluarganya. Ditambah para pelanggan sering memilih penjual bubur dengan model Trend seperti Pak Parno karena selain rasa buburnya yang enak juga penampilan penjual yang gaulllll dengan motor design PGM-FI,akhirnya keluarga Pak Parno bisa hidup sejahtera dan tidak minder dengan gaya modernisasi hidup tetangganya.
TAMAT....